LINGKUNGAN DAN ATMOSFER PENDIDIKAN ISLAM
LINGKUNGAN DAN ATMOSFER PENDIDIKAN ISLAM
Diajukan untuk memenuhi
tugas mandiri
Mata Kuliah : ILMU PENDIDIKAN ISLAM
Dosen Pengampuh:
Disusun
oleh:
KRIS INTAN (1608104109)
JURUSAN
TADRIS IPS SEMESTER 1
FAKULTAS
ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH
NUR JATI CIREBON 2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kehidirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia-Nya sehingga saya dapat
menyusun makalah yang berjudul Guru yang Efektif dalam Pembelajaran dengan
tepat waktu. Dan
tidaklah saya
lupa menghaturkan sholawat serta salam kepada nabi akhiruzzaman nabi Muhammad
SAW. Manusia yang paling istimewa yang seluruh perilakunya patut untuk
diteladani dan seluruh perkataan beliau adalah sebuah kebenaran.
Banyak kesulitan dan hambatan
yang saya
hadapi dalam menyusun makalah ini,akan tetapi dengan semangat dan kegigihan
serta arahan dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga kami mampu
munyelesaikan tugas mandiri
ini dengan baik, oleh karena itu dalam kesempatan ini, saya mengucapkan terima
kasih kepada : yang telah mempercayakan saya membuat sebuah karya
ilmiah yaitu sebuah makalah.
|
Saya pun menyadari bahwa tugas mandiri ini masih belum sempurna, oleh
karena itu saya menerima saran dan kritik, guna dapat memotifasi saya agar
membuat karya yang lebih baik lagi dan dapat bermanfaat bagi saya dan pembaca
pada umumnya.
I
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara harfiah lingkungan dapat diartikan sebagai
segala sesuatu yang mengitari kehidupan, baik berupa fisik seperti alam jagat
raya dengan segala isinya, maupun berupa nonfisik, seperti suasana kehidupan
beragama, nilai-nilai dan adat istiadat yang berlaku di masyarakat, ilmu
pengetahuan dan kebudayaan yang berkembang, serta teknologi. Kedua lingkungan
tersebut hadir secara kebetulan, yakni tanpa diminta dan direncanakan oleh
manusia. Seseorang yang lahir di Indonesiadengan lingkungan alamnya, atau yang
lahir di Amerika Serikat dengan lingkungan alamnya pula, bukanlah atas
permintaannya sendiri. Demikian pula orang-orang yang menjadi orang tuanya, dan
lain nya terjadi secara kebetulan dilihat dari sudut pandang manusia, dan
merupakan takdir Tuhan dilihat dari sudut pandang Tuhan.
1.2
Rumusan Masalah
1, Apa saja macam-macam lingkungan dan
Atmosfer Akademik?
2. Bagaimana pandangan Islam tentang
lingkungan?
3. Apa saja macam-macam lingkungan
pendidikan?
1.3 Tujuan Masalah
1, Untuk mengetahui macam-macam
Lingkungan dan Atmosfer Akademik.
2. Untuk mengetahui pandangan Islam
tentang lingkungan.
3. Untuk mengetahui macam-macam
plingkungan pendidikan .
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Macam-Macam Lingkungan dan Atmosfer Akademik
Konsep lingkungan dalam hubungannya dengan
pendidikan dan manusia sebagai makhluk yang merdeka, memiliki daya yangkuat,
serta berbagai potensi jasmani, rohani dan spiritualyang dimilikinya, telah
menimbulkan berbagai aliran yang antara satu dan lainnya menunjukkan perbedaan
yang sangat mencolok. Berbagai aliran tersebut dapat dikemukakansebagai
berikut.
Pertama,aliran empirisme atau behaviorisme
dari john locke. Menurut aliran ini, manusia atau peserta didik diangga sebagai
gelas kosongyang dapat diisi apa saja oleh pemiliknya. Peserta dinilai sebagai
yang pasif seperti robot yang patuh dan tunduk sepenuhnya kepada pemiliknya.
Murid ibarat kertas putih yang kosong yang dapat ditulis apa saja oleh
pemiliknya. Menurut aliran yang eksternalin, bahwa watak dan karakter peserta
didik ditentukan oleh faktor dari luar yang ditransmisikan oleh pendidi. Dengan
pandangan empirisme ini, maka yang menentukan dan aktif dalam pendidikan ialah
guru. Pandangan empirisme dan behaviorisme ini selanjutnya menjadi sebuah
aliran yang memiliki paradigma belajar sebagai berikut:
1)
Memandang ilmu pengetahuan sebagai hal yang objektif, pasti, tetap,dan
tidak berubah
2)
Memandang belajar sebagai upaya memperoleh pengetahuan, dan mengajar
dinilai sebagai upaya menyampaikan ilmu pengetahuan
3)
Mengharapkan agar seluru peserta didik memperoleh pengetahuan dan pemahaman
yang sama
4)
Tujuan pembelajaran ditentukan pada penambahan ilmu pengetahuan
5)
Penyajian isi pelajaran menekankan pada keterampilan yang terpisah dan
terakumulasi pada fakta yang mengikuti uraian dari bagian keseluruhan
6)
Pembelajaran mengikuti urutan kurikulum secara ketat, dan aktivitas belajar
lebih banyak
Kedua, aliran nativisme dari
Scopenhaur. Menurut aliran ini, bahwa yang menentukan seseorang menjadi apa
saja, bukan lingkungan sebagaimana yang dianut behaviorisme dan empirisme
sebagaimana disebutkan di atas, melainkan watak, pembawaan dan potensi yang
dimiliki seoarang peserta didik dari sejak lahir. Aliran nativisme ini
bertolak dari L eibnitzian Tradition
yang menekankan kemampuan dari diri anak, sehingga faktor lingkungan, termasuk
faktor pendidikan, kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Hasil
perkembangan tersebut ditentukan oleh pembawaan yang sudah diperoleh sejak
lahir. Hasil pendidikan ditentukan oleh pembawaan. Menurut Schopenhaur (filsuf
Jerman 1788-1860) bahwa setiap bayi yang lahir sudah membawa pembawaannya
sendiri, baik pembawaan yang positif maupun yang negatif, oleh karena itu hasil
akhir pendidikan ditentukan oleh pembawaan yang sudah dibawa sejak lahir.
Berdasarkan pandangan ini, maka keberhasilan pendidikan ditentukan oleh anak
didik itu sendiri. Pembawaan yang jahat akan menjadi jahat, dan pembawaan yang
buruk akan menjadi buruk.
2
Pendidikan yang tidak sesuai dengan
bakat dan pembawaaan anak didik tidak akan berguna untuk berkembanagan anak
sendiri.
Ketiga, aliran konvergensi.
Aliran ini dirintis oleh William Stern (1871-1939), seoarang ahli pendidikan
bangsa Jerman yang berpendapat, bahawa seorang anak dilahirkan didunia sudah
disertai pembawaan baik dan pembawaan buruk. Penganut aliran ini berpendapat
bahwa dalam proses perkembangan anak,
baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan sama-sama mempunyai peran yang
sangat penting. Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan
baik tanpa adanya dukungan lingkungan yang sesuai dengan bakat itu. Sebaliknya,
lingkungan yang baik tidak dapat menghasilkan perkembangan anak yang optimal,
kalau memang pada diri anak tidak terdapat bakat yang diperlukan untuk
mengembangkan itu. Sebagai contoh, hakikat kemampuan anak berbahasa dengan
kata-kata, ialah juga hasil konvergensi.
Aliran konvergensi pada umumnya diterima secara luas sebagai pandangan yang
tepat dalam memahami tumbuh kembang manusia. Meskipun demikian, terdapat
variasi pandang tentang faktor-faktor mana yang paling dominan dalam menentukan
tumbuh kembang manusia itu. Variasi-variasi itu tercermin antara lain dalam
perbedaan pandang tentang strategi yang tepat untuk memahami perilaku manusia,
seperti strategi disposisional/konstitusional, strategi fenomenologi,
humanistik, behavioral,psikodinamik, psiko-anatilik, dan sebagainya. Berbagai
teori ini selanjutnya memunculkan berbagai teori belajar atau teori model
pembelajaran.
2.2 Pandangan Islam Tentang Lingkungan
Aliran empirisme behaviorisme, nativisme humanisme,
dan konvergansi dengan berbagai variasinya sebagaimana tersebut diatas. Namun
demikian, jika dilakukan analisis secara agak mendalam dan seksama, tampaknya
ajaran islam tidak menganut salah satu aliran tersebut, karena ketiga aliran
tersebut semata-mata mengandalakan pengaruh atau faktor yang berasal dari usaha
manusia sendiri. Pada empirisme yang berpengaruh faktor dari luar yang dibuat
manusia. Pada nativisme yang berpengaruh faktor dari dalam yang berasal juga dari
manusia. Dan pada konvergensi yang berpengaruh dari dalam dan dari luar yang
juga sama-sama diciptakan manusia. Dengan demikian, seluruh aliran tersebut
masih memusat pada usaha manusia, dan belum melibatkan peran Tuhan. Hal ini
bertentangan dengan ideologi pendidikan islam yang bercorak humanisme teo-cenris
,yang pada intinya memadukan antara usaha manusia dan pertolongan hidayah
dari Tuhan.
Dalam pandangan islam, proses pembentukan pribadi
manusia tidak hanya diusahakan oleh manusia dengan berbagai teori tersebut,
melainkan juga ditentukan oleh hidaya dari Allah SWT. Proses pndidikan dalam
islam digambarkan oleh Nabi Muhammad SAW seperti proses bertani. Bahwa untuk
menghasilkan produk pertanian yang baik diperlukan bibit yang unggul dan baik
(nativisme) dan tanah yang subur, pupuk yang cukup, cuaca yang tepat, air yang
cukup, pemeliharaan yang telaten, dan cara menanam yang benar (empirisme).
Namun semua ini, belum menjamin bahwa pertanian tersebut akan berhasil dengan
baik, usaha-usaha tersebut tidak bisa sepenuhnya menjamin , bahwa pertanian
akan berhasil dengan baik.
3
Masih ada yang menentukan hasil pertanian
tersebut, yaitu Allah SWT. Dalam kaitan ini Allah SWT berfirman:
“maka terangkanlah
kepada-ku tentang yang kamu tanam? Kamukah yang menumbuhkannya ataukah kami
yang menumbuhkannya? (QS. Al-waqiah (56):63-64)”.
Dengan demikian, proses pendidikan dalam islam
dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu faktor pembawaan dari diri manusia, faktor
lingkungan, dan faktor hidayah dari Allah SWT. Itulah sebabnya, jika seseorang
berhasil mendidik manusia, maka diharapkan ia tidak sombong, karena
keberhasilan tersebut atas izin Tuhan. Sebaliknya, jika seseoarang belum
berhasil mendidik manusia, maka diharapkan tidak putus asa, karena ketidak
berhasilan tersebut juga atas kehendak Tuhan.
2.3 Macam-Macam Lingkungan Pendidikan
Pertama,lingkungan keluarga sebagai unit
terkecil dari suatu masyarakat, sangat penting artinya dalam pembinaan
masyarakat bangsa. Apabila tiap-tiap keluarga hidup tentramdan bahagia, maka dengan
sendirinya masyarakat yang terdiri dari keluarga-keluarga yang berbahagia itu
akan tenang, aman, dan tentram. Dalam keluarga wanita mempunyai dua fungsi yang
terpenting dalam membina moral, yaitu sebagai ibu dan istri.
Islam memandang, bahwa keluarga merupakan lingkungan
yang paling berpengaruh pada kepribadian perkembangan anak, hal ini di
sebabkan:
1)
Tanggung jawab orang tua pada anak bukan hanya bersifat duniawi, melainkan
ukhrawi dan teologis
2)
Orang tua disamping memberikan pengaruh yang bersifat empiris pada setiap
hari, juga memberikan pengaruh hereditas dan genesitas
3)
Anak lebih banyak tinggal di dalam rumah dari pada di luar rumah
4)
Orang tua atau keluarga sebagai yang lebih dahulu memberikan pengaruh
positif terhadap anak, agar anak dapat mencontahnya
Keistimewaan orang tua dalam
hubungannya dengan anak yakni:
·
Mengupayakan lahirnya keluarga yang sakinah, mawadah, warohmah
·
Keluarga yang sehat, kukuh, dan efektif
·
Mendidik anak- anak yang baik
·
Menikahkan anak dengan pria atau wanita yang seiman
·
Memberikan nama yang baik, karena nama adalah doa
Kedua,lingkungan sekolah diadakan sebagai kelanjutan
dari lingkungan keluarga, tugas pendidikan diserahkan kepada guru, disekolah
seorang anak mendapatkan informasi pengetahuan serta keterampilan yang
diperlukan dalam kehidupannya. Islam sangat menganjurkan, bahwa setiap orang
yang berilmu wajib mengamalkan ilmu yang dimiliki kepada orang lain.
Imam
Al-Ghazali membagi manusia kedalam beberapa bagian yaitu:
4
1)
Ada yang alim, dan menyadari kealimannya, kemudian ia mengajarkan ilmunya,
dan inilah orang yang baik
2)
Ada orang bodoh, namun ia tidak menyadari kebodohannya, dan inilah orang
yang celaka
3)
Ada orang alim, namun ia tidak menyadari kealimannya, sehingga ia tidak
mengajarkan ilmunya, maka orang ini harus diingatkan
4)
orang bodah, dan ia menyadari kebodohannya,namun ia mau menghilangkan
kebodohannya, sehingga ia mau Ada belajar menghilangkan kebodahannya
Ketiga, lingkungan masyarakat
di dalam masyarakat terdapat peluang bagi manusi untuk memperoleh berbagai
pengalaman empiris yang kelak akan berguna dikehidupannya yang akan datang.
Dalam masyarakat terdapat organisasi, perkumpulan, yayasan asosiasi dan
sebagainya. Di dalam berbagai kumpulan tersebutsetiap orang dapat memperoleh
berbagai hal yang diinginkannya, misalnya perkumpulan tentang kepemudaan,
keperamukaan, pencinta alam, pemberantasan buta huruf, keamanan lingkungan, dan
sebagainya. Mereka yang mau memanfaatkan lingkungan masyarakat, niscaya akan
menimbah berbagai pengalaman baik.
5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan
uraian dan analisis sebagaimana tersebut di atas, dapat dikemukakan beberapa
catatan kesimpulan sebagai berikut:
Lingkungan
pendidikan atau atmosfer pendidikan adalah merupakan salah satu komponen
pendidikan yang menarik perhatian para ahli untuk mengkajinya.
Lingkungan
pendidikan telah menimbulkan tiga aliran pendidikan, yaitu empiris yang
mengagung-agungkan peranan lingkungan, nativisme yang kurang peduli kepada
peranan lingkungan, dan konvergensi yang mementingkan lingkungan dan pembawaan
dari dalam diri manusia.
Islam dan sifatnya
yang seimbang, serta bertumpu pada hubungan manusia, manusia dengan tuhan
secara seimbang, memandang bahwa keberhasilan pendidikan tidak semata-mata
ditentukan oleh usaha manusia, melainkan juga ditentukan oleh kehendak tuhan.
Lingkungan
pendidikan dapat berupa keluarga, sekolah dan masyarakat. Dalam islam, bahwa
lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang utama dan amat menentukan pembentukan
kepribadian anak, di bandingkan dengan lingkungan sekolah dan masyarakat.
Perhatian islam terhadap pentingnya pembentukan keluarga yang sakinah, mawadah,
warahmah, keluarga yang harmonis, agamis, tertib, tenang, sejahtera, dan
bahagia sangat berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian anak.
3.2 Saran
Ada tiga faktor
dalam proses pendidikan dalam islam, yaitu: faktor pembawaan dari dalam diri
manusia, faktor lingkungan dan faktor
hidayah dari Allah SWT. Itulah sebabnya, jika seseorang berhasil
mendidik manusia, maka diharapkan untuk tidak sombong, dan tetap rendah hati
terhadap siapapun.
6
Daftar Pustaka
Nata Abuddin.2010.IlmuPendidikanIslam.jakarta:KencanaPrenadaMediaGroup
7
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...........................................................................................................i
Daftar Isi .....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................1
1.1
Latar Belakang
...............................................................................................1
1.2
Rumusan Masalah ..........................................................................................1
1.3
Tujuan Masalah
..............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................2
2.1 Macam-macam Lingkungan dan Atmosfer
Akademik....................................2
2.2 Pandangan Islam Tentang
Lingkungan............................................................3
2.3
Macam-macam
Lingkungan Pendidikan.........................................................5
BAB III PENUTUP ....................................................................................................6
1.1 Kesimpulan .......................................................................................................6
1.2
Saran
.................................................................................................................6
Daftar Pustaka ............................................................................................................7
II
Komentar
Posting Komentar