Keutamaan Mempelajari Al-Qur’an dan Mengajarkannya

  MAKALAH
Judul: Keutamaan Mempelajari Al-Qur’an dan Mengajarkannya
Mata Kuliah: Pengantar Al-Qur’an
Dosen Pengampu: Nurkholida, M.Ag




DisusunOleh :

VERA AS'ARI
TBI-C
Semester I






TADRIS BAHASA INGGRIS
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
IAIN SYEKH NURJATI CIREBON
TAHUN 2015/2016


KATA PENGANTAR

     Assalamualaikum Wr. Wb
           
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Keutamaan Mempelajari Al-Qur’an dan Mengajarkannya” ini dengan baik.

Terimakasih saya ucapkan kepada Ibu Nurkholida, M.Ag dosen mata  kuliah Pengantar Al-Qur’an, yang telah memberikan arahan terkait tugas makalah ini. Tanpa bimbingan dari beliau mungkin, saya tidak akan dapat menyelesaikan tugas ini sesuai dengan format yang telah di tentukan.
Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, saya mengharapkan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan makalah untuk kedepannya.
Akhir kata, saya ucapkan terimakasih kepada para pembaca yang sudah berkenan membaca makalah ini dengan tulus ikhlas. Semoga makalah ini bermanfaat, khususnya bagi saya sendiri dan para pembaca. Amin ..

       Wassalamualaikum Wr.Wb




                                                                                           Cirebon, 01 November 2016



                                                                                                                         Penyusun





i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………………………………..           i
Daftar isi................................................................................................................................................        ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1  LatarBelakang…………………………………………………………………………           1
1.2  RumusanMasalah……………………………………………………………….……           1
1.3  Tujuan……………………………………………………………………………………..           1
BAB IIPEMBAHASAN
2.1  Definisi Al-Qur’an…………………..…………………………………………….......           2
2.2  Keutamaan Mempelajari dan Membaca Al-Qur’an.....……………..........          5
2.3  Mengajarkan Ilmu..................................................................................................      10
BAB III  KESIMPULAN& SARAN
3.1  Kesimpulan……………………………………………………………………....……...           13
3.2  Saran-saran……………………………………………………………………………..           13
PENUTUP………………………………………..………………………………………………………... 14
DAFTAR PUSTAKA…..………………………..…………………………………………………….            15










ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Al-Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang merupakan Nabi Akhir zaman, dengan perantara malaikat Jibril sebagai mu’jizat. Al-Qur’an adalah sumber ilmu bagi kaum muslimin yang merupakan dasar-dasar hukum yang mencakup segala hal, baik yang menyangkut hukum agama maupun aspek sosial dalam kehidupan sehari-hari. Mempelajari isi Al-Qur’an akan menambah perbendaharaan baru, memperluas pandangan dan pengetahuan, meningkatkan prespektif baru dan selalu menemui hal hal yang selalu baru, karena Al-Qur’an merupakan sumber ilmu dan khazanah pengetahuan jika dikaji secara detail. Lebih jauh lagi, kita akan lebih yakin akan keunikan isinya yang menunjukkan Maha Besarnya Allah sebagai penciptanya.
Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab karena Al-Qur’an turun kepada Nabi Muhammad yang merupakan orang bangsa Arab. Oleh karena itu, ada anggapan bahwa setiap orang yang mengerti bahasa Arab dapat mengerti isi Al-Qur’an. Lebih dari itu, ada oraang merasa telah dapat memahami dan menafsirkan Al-Qur’an dengan bantuan terjemahannya, sekalipun tidak mengerti bahasa Arab. Padahal orang arab sendiri banyak yang tidak mengerti bahasa Al-Qur’an apalagi memahami kandungan dan mengamalkan ajarannya.

1.2  Rumuan Masalah
-          Apa definisi Al-Qur’an?
-          Apa saja keutamaan mempelajari dan membaca Al-Qur’an?
-          Bagaimana mengajarkan ilmu yang kita miliki?

1.3  Tujuan
-          Mengetahui definifi Al-Qur’an
-          Mengetahui keutamaan mempelajari dan membaca Al-Qur’an
-          Mengetahui cara mengajarkan ilmu yang kita miliki


1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Al-Qur’an
Qara’a mempunyai arti mengumpulkan dan menghimpun, dan qira’ah berarti menghimpun huruf-huruf dan kata kata dengan yang lain dalam suatu ucapan yang tersusun rapih. Qur’an pada mulanya seperti qira’ah, yaitu masdar (infinitif) dari kata qara’a, qira’atan, qur’anan. Allah berfirman:
فَإِذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ قُرْآنَهُ ,إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَقُرْآنَهُ

“Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (dalam dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaanya.” (Q.S. Al-Qiyamah [75]:17-18)

Qur’anah disini berarti qira’atahu (bacaannya/cara membacanya). Jadi kata itu adalah masdar menurut wazan (tasrif, konjugasi) “fu’lan” dengan vokal “u” seperti “gufron” dan “syukron”. Kita dapat mengatakan qara’tuhu, qur’an, qira’atan wa qur’anan, artinya sama saja. Disini maqro’ (apa yang dibaca) diberi nama Qur’an (bacaan); yakni penamaan maf’ul dengan masdar.
Qur’an dikhususkan sebagai nama bagi kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga Qur’an menjadi nama khas kitab itu, sebagai nama diri. Dan secara gabungan kata itu dipakai untuk nama Qur’an secara keseluruhan, begitu juga untuk penamaan ayat-ayatnya. Maka jika kita mendengar orang membaca ayat Qur’an, kita boleh mengatakan bahwa ia sedang membaca Qur’an.

وَ إِذا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنْصِتُوا
“Dan apabila dibacakan Qur’an, maka dengarlah dan perhatikanlah..” (Q.S. Al-Araf [7]:204)




                                                          2
Sebagian ulama menyebutkan bahwa penamaan kitab ini dengan nama Qur’an diantara kitab-kitab Allah itu karena kitab ini mencakup dari kitab-kitab-Nya, bahkan mencakup inti dari semua ilmu. Hal itu dinyatakan dalam firman-Nya:
شَيْءٍ لِكُلِّ تِبْيَانًا الْكِتَابَ عَلَيْكَ وَنَزَّلْنَا
“Dan kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Qur’an) sebagai penjelasan bagi segala sesuatu.” (Q.S. An-Nahl [16]:89)

Dan firman-Nya:
شَيْءٍ مِنْ الْكِتَابِ فِي فَرَّطْنَا مَا
“Tiada kami alpakan sesuatu pun dalam Al-Kitab ini (Qur’an).” (Q.S. Al-An’am [6]:38)

Sebagian ulama berpendapat bahwa kata Qur’an itu pada mulanya tidak berhamzah sebagai kata jadian, mungkin karena ia dijadikan sebagai suatu nama bagi kalam yang diturunkan kepada Nabi SAW, dan bukannya kata jadian dari qara’a, atau mungkin juga karena ia berasal dari kata qarana asy-syai’a bisy-syai’i yang berarti memperhubungkan sesuatu dengan yang lain, atau juga berasal dari kata qara’in (saling berpasangan0 karena ayat-ayatnya satu dengan yang lain saling menyerupai. Dengan demikian, maka huruf nun itu asli. Namun pendapat ini masih diragukan. Yang benar ialah pendapat yang pertama.

Qur’an memang sukar diberi batasan dengan definisi-definisi logika yang mengelompokkan segala jenis, bagian-bagian serta ketentuan-ketentuannya yang khusus, mempunyai genus, diferrentia dan proplum, sehingga definisi Qur’an mempunyai batasan-batasan yang benar-benar konkrit. Definisi yang konkrit untuk Al-Qur’an ialah menghadirkannya dalam pikiran atau dalam realita seperti misalnya kita menunjuk sebagai Qur’an kepada yang tertulis didalam mushaf atau terbaca dengan lisan. Untuk itu kita katakan juga: Qur’an adalah apa yang diantara dua jilid buku, atau kita katakan juga: Qur’an ialah bismillahir rahmanir rahim, alhamdulillahi rabbil ‘alamin.. sampai dengan minal jinnati wannas.


                                                          3
Para ulama menyebutkan definisi Qur’an yang mendekati maknanya dan membedakannya dari yang lain dengan menyebutkan bahwa: “Qur’an adalah Kalam atau Firman Allah yang diturunkan kepada Muhammad SAW, yang pembacaanya merupakan suatu ibadah.” Dalam definisi, “kalam” merupakan kelompok jenis yang meliputi segala kalam. Dan dengan menghubungkannya kepada Allah (Kalamullahlah) berarti tidak termasuk semua kalam manusia, jin dan malaikat.
Dan dengan kata-kata “yang diturunkan” maka tidak termasuk Kalam Allah yang sudah khusus menjadi milik-Nya.

مَدَدًا بِمِثْلِهِۦ جِئْنَا وَلَوْ رَبِّى كَلِمَٰتُ تَنفَدَ أَن قَبْلَ ٱلْبَحْرُ لَنَفِدَ رَبِّى لِّكَلِمَٰتِ مِدَادًا ٱلْبَحْرُ كَانَ لَّوْ قُل
“Katakanlah: Sekiranya lautan  menjadi tinta untuk menuliskan firman Tuhanku, akan habislah lautan sebelum firman Tuhanku habis ditulis, sekalipun Kami berikan tambahannya sebanyak itu pula” (Q.S. Al-Kahfi [18]:109)

ٱللَّهِ كَلِمَٰتُ نَفِدَتْ مَّاأَبْحُرٍ سَبْعَةُ بَعْدِهِۦ مِنۢ يَمُدُّهُۥ وَٱلْبَحْرُ أَقْلَٰمٌ شَجَرَةٍ مِن ٱلْأَرْضِ فِى أَنَّمَا وَلَوْ
“Dan seandainya pohon-pohon dibumi menjadi pena dan lautan menjadi tinta, ditambahkan sesudahnya tujuh lautan lagi, niscaya kalam Allah tidak akan habis-habisnya..” (Q.S. Luqman [3]:27)

Dan membatasi apa yang diturunkan itu hanya “kepada Muhammad s.aw., tidak termasuk yang diturunkan kepada nabi-nabi sebelumnya, seperti Taurat, Injil dan yang lain.
Sedangkan “yang pembacaannya merupakan suatu ibadah” mengecualikan hadis ahad dan hadis-hadis kudsi – bila kita berpendapat bahwa yang diturunkan dari Allah itu kata-katanya – sebab kata-kata “pembacaannya sebagai ibadah” artinya perintah untuk membacanya di dalam shalat dan lainnya sebagai suatu ibadah. Sedangkan qira’at ahad dan hadis-hadis kudsi tidak demikian halnya.





                                                          4
2.2 Keutamaan Mempelajari dan Membaca Al-Qur’an
1. Manusia yang Paling Baik adalah yang Mempelajari dan Mengajarkan Al-Qur'an
Dalil:
Dari 'Usman bin 'Affan ra, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Orang yang paling baik di antara kalian adalah yang mempelajari Al-Qur'an dan mengajarkannya". (Hadits shahih, riwayat Al-Bukhari, Abu Dawud, Al-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Darimi).
2. Al-Qur'an Akan Memberikan Syafa'at Kepada Pembacanya
Dalil:
Dari Abu Umamah Al Bahili ra, ia berkata, "Bacalah Al-Qur'an. Karena ia pada hari kiamat nanti akan datang untuk memberikan syafa'at kepada para pembacanya". (Hadits Shahih, riwayat Muslim).
3. Membaca Al-Qur'an Adalah Ibadah yang Paling Utama
Dalil:
Dari Al-Nu'man bin Basyir ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Yang paling utama dari ibadah ummatku adalah membaca Al-Qur'an". (Hadits dha'if, riwayat Al-Baihaqi dalam kitab 'Syu'ab Al-Iman).
4. Pahala Membaca Satu Huruf Al-Qur'an Sama dengan Satu Amal Kebajikan
Dalil:
Dari 'Abdullah bin Mas'ud ra, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa membaca satu huruf dari Kitab Allah (Al-Qur'an), maka ia akan memperoleh pahala satu amal kebajikan, dan pahala satu amal kebajikan dilipatkan sepuluh kali. Saya tidak mengatakan bahwa 'Alif-lam-min' itu satu huruf, tetapi 'alif' adalah satu huruf,
                                                            5
'lam' adalah satu huruf, 'mim' pula satu huruf". (Hadits riwayat At-Tirmidzi dan Al-Darimi. Menurut Al-Tirmidzi, hadits ini hasan shahih).
5. Orang yang Pandai Membaca Al-Qur'an Akan Bersama Para Malaikat
Dalil:
Dari 'Aisyah ra, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Orang yang membaca Al-Qur'an dan ia pandai (hafal) dalam membacanya, ia akan bersama para malaikat yang menjadi utusan, yang mulya lagi suci. Sedangkan orang yang membaca Al-Qur'an tetapi ia terbata-bata kesulitan, serta kesukaran dalam membacanya, ia akan memperoleh dua pahala". (Hadits shahih, riwayat Al-Bukhari, Muslim, Al-Tirmidzi, Abu Dawud, dan Al-Darimi).
6. Membaca Al-Qur'an Adalah Berkomunikasi Dengan Allah
Dalil:
Dari Anas ra, bahwa Rasulullah SAW brsabda, "Apabila di antara kalian ada yang senang berkomunikasi dengan Tuhannya, maka hendaknya ia membaca Al-Qur'an". (Hadits dha'if, riwayat Al-Khatib Al-Baghdadi dalam kitab Tarikh Baghdad, dan Al-Dailami dalam kitab Muslinad Al-Firdaus).
7. Orang yang Tidak Membaca Al-Qur'an Ibarat Rumah yang Rusak
Dalil:
Dari Ibnu 'Abbas ra, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya orang yang di dalam dadanya tidak ada Al-Qur'an sama sekali, tak ubahnya seperti rumah yang rusak". (Diriwayatkan oleh Al-Tirmidzi, Ahmad bin Hanbal, Al-Hakim, dan Al-Dailami. Menurut Al-Tirmidzi, hadits ini hasan shahih).
8. Mu'min yang Membaca Al-qur'an Ibarat Buah Jeruk, Baunya Harum dan Rasanya  Manis
                                                                             6
Dalil:
Dari Abu Musa AL-Asy'ari ra, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Orang mu'min membaca Al-Qur'an dan mengamalkan isinya, ibarat buah jeruk manis, rasanya enak dan baunya harum. Sedangkan orang mu'min yang tidak membaca Al-Qur'an tetapi mengamalkan isinya, ibarat buah kurma, rasanya enak dan manis tetapi tidak ada baunya. Ada pun perumpamaan orang munafik yang membaca Al-Qur'an, maka ibarat minyak wangi, baunya harum tetapi rasanya pahit. Sedangkan orang munafik yang tidak membaca Al-Qur'an, ibarat buah kamarogan, rasanya pahit dan baunya busuk". (Hadits shahih riwayat Al-Bukhari, Muslim, Al-Tirmidzi, Abu Dawud, Al-Nasai, Ibnu Majah, Al-Darimi, dan Ahmad).
9. Orang yang Membaca Al-Qur'an Ibarat Minyak Wangi, Baunya Harum di mana-mana
Dalil:
Dari Abu Hurairah ra, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Pelajarilah Al-Qur'an dan bacalah, serta tidurlah kalian. Sebab perumpamaan Al-Qur'an dan orang yang mempelajarinya kemudian ia mau membacanya, ibarat suatu bejana yang penuh berisi minyak wangi di mana baunya selalu semerbak di mana-mana. Sedangkan perumpamaan orang yang mempelajari Al-Qur'an tetapi ia tidur saja. Al-Qur'an hanya di dadanya saja (tidak dibaca), maka hal itu ibarat bejana yang berisi minyak wangi tetapi tutupnya diikat rapat-rapat". (Hadits hasan, Riwayat Ibnu Majah, Al-Tirmidzi, Al-Nasai, dan Ibnu Hibban).
10. Dua Hal yang Selalu Diingini Orang, Antara lain Membaca Al-Qur'an.
Dalil:
Dari Ibnu 'Umar ra, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada hal yang selalu diingini oleh seseorang, selalu dua perkara. Yaitu seorang yang dianugerahi kemampuan untuk membaca atau menghafal Al-Qur'an dan ia selalu membacanya siang dan malam. Dan seorang yang dianugerahi harta dan ia selalu mendermakannya siang dan malam". (Hadits shahih, Riwayat Al-Bukhari, Muslim, dan Al-Tirmidzi).
                                                            7
11. Bacaan Al-Qur'an Mendatangkan Rahmat dan Ketenteramana.
Dalil:
Dari Abu Hurairah ra, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada orang-orang yang berkumpul disalah satu rumah Allah untuk membaca dan mempelajari Al-Qur'an, kecuali mereka akan memperoleh ketenteraman, diliputi rahmat, dikitari oleh para malaikat, dan nama mereka disebut-sebut oleh Allah di kalangan malaikat". (Hadits shahih, Riwayat Muslim, Al-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Abu Dawud).
12. Rumah yang Tidak Dipakai Untuk Membaca Al-Qur'an Banyak Kejelekannya.
Dalil:
Dari Ibun 'Umar ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Perbanyaklah membaca Al-Qur'an di rumah-rumah kalian. Sebab rumah yang tidak pernah dipakai untuk membaca Al-Qur'an akan sedikit kebaikannya dan banyak keburukannya, serta penghuninya akan selalu dalam kesusahan". (Hadits dha'if, Riwayat Al-Tabrani dalam kitab Al-Mu'jan Al-Kabir).
13. Mempelajari Satu Ayat Al-Qur'an lebih Baik Daripada Salat Seratus Rakaat.
Dalil:
Dari Abu Dzarr ra, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda kepadanya, "Wahai Abu Dzarr. Kamu pergi untuk mempelajari satu ayat Al-Qur'an itu lebih baik daripada kamu shalat seratus rekaat". (Hadits hasan, Riwayat Ibnu Majah).
14. Sibuk Membaca Al-Qur'an Mendatangkan Anugerah Allah yang Paling Besar
Dalil:
Dari Abu Sa'id Al-Khudri ra, dari Nabi SAW, beliau bersabda bahwa Allah SWT berfirman, "Barangsiapa selalu membaca Al-Qur'an dan dzikir kepada-Ku, maka ia akan Kuberi anugerah yang paling baik, yang diberikan kepada orang-orang yang me-
                                                                        8
mohon kepada-Ku". (Hadits hasan, Riwayat Al-Tirmidzi, Al-Darimi, dan Al-Baihaqi).
15. Hadiah Khusus Bagi Orangtua yang Anaknya Membaca Al-Qur'an dan Mengamalkan Isinya.
Dalil:
Dari Mu'adz bin Anas ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa membaca Al-Qur'an dan mengamalkan isinya, maka kepada kedua orangtuanya pada hari kiamat nanti Allah akan memakaikan mahkota. Cahaya mahkota itu lebih bagus daripada sinar matahari di dunia. Kalau demikian halnya, maka pahala apakah gerangan yang dianugerahkan kepada yang mengamalkan Al-Qur'an itu sendiri?" (Hadits dha'if, Riwayat Abu Dawud).
16. Dengan Al-Qur'an Allah Mengangkat Derajat Seseorang atau Merendahkannya.
Dalil:
Dari 'Umar bin Al-Khattab ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah SWT dengan kitab Al-Qur'an ini mengangkat derajat sekelompok orang, dan merendahkan derajat sekelompok yang lain". (Hadits shahih, Riwayat Muslim, Ibnu Majah, dan Al-Darimi).
17. Hiasilah Al-Qur'an Dengan Suara Kalian
Dalil:
Dari Al-Bara' bin 'Azib, ra, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Hiasilah Al-Qur'an dengan suara kalian". (Hadits shahih, Riwayat Abu Dawud, Al-Nasai, Ibnu Majah, Al-Darimi, Ahmad, Ibnu Hibban, dan Al-Hakim).
18. Suara yang Indah Akan Menambah Keindahan Al-Qur'an.
Dalil:

                                                            9
Dari Al-Bara' bin 'Azab ra, ia berkata, "Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Perindah Al-Qur'an itu dengan suara kalian, sebab suara yang indah itu akan menambah keindahan Al-Qur'an". (Hadits hasan, RIwayat Al-Darimi, dan Al-Hakim dalam kitabnya Al-Mustadrak).

2.3 Mengajarkan Ilmu
a. Bentuk mengajarkan ilmu
Dari Abu Mas’ud Uqbah bin Amir Al Anshari radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893).
Kebaikan yang dimaksudkan dalam hadits ini adalah kebaikan agama maupun kebaikan dunia. Berarti kebaikan yang dimaksudkan bukan hanya termasuk pada kebaikan agama saja.
Termasuk dalam memberikan kebaikan di sini adalah dengan memberikan wejangan, nasehat, menulis buku dalam ilmu yang bermanfaat.
Hadits di atas semakna dengan hadits dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ سَنَّ فِى الإِسْلاَمِ سُنَّةً حَسَنَةً فَعُمِلَ بِهَا بَعْدَهُ كُتِبَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا وَلاَ يَنْقُصُ مِنْ أُجُورِهِمْ شَىْءٌ وَمَنْ سَنَّ فِى الإِسْلاَمِ سُنَّةً سَيِّئَةً فَعُمِلَ بِهَا بَعْدَهُ كُتِبَ عَلَيْهِ مِثْلُ وِزْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا وَلاَ يَنْقُصُ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَىْءٌ
Barangsiapa menjadi pelopor suatu amalan kebaikan lalu diamalkan oleh orang sesudahnya, maka akan dicatat baginya ganjaran semisal ganjaran orang yang mengikutinya dan sedikitpun tidak akan mengurangi ganjaran yang mereka peroleh.
10
Sebaliknya, barangsiapa menjadi pelopor suatu amalan kejelekan lalu diamalkan oleh orang sesudahnya, maka akan dicatat baginya dosa semisal dosa orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosanya sedikit pun.” (HR. Muslim no. 1017)
Bentuk pengajaran ilmu yang bisa diberikan ada dua macam:
·                      Dengan lisan seperti mengajarkan, memberi nasehat dan memberikan fatwa.
·                      Dengan perbuatan atau tingkah laku yaitu dengan menjadi qudwah hasanah, memberi contoh kebaikan.
Khusus dakwah dengan qudwah hasanah, yaitu langsung memberikan teladan, maka jika ada orang yang mengikuti suatu amalan atau meninggalkan suatu amalan karena mencontoh kita, itu sama saja dengan bentuk dakwah pada mereka. Hal ini termasuk pada ayat,
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar.” (QS. Ali Imran: 110).

b. Keutamaan mengajarkan ilmu

·                     Ia akan mendapatkan pahala semisal pahala orang yang ia ajarkan.
·                     Orang yang mengajarkan ilmu berarti telah melakukan amar ma’ruf nahi munkar, demi baiknya tatanan masyarakat lewat saling menasehati.
·                     Termasuk bentuk saling tolong menolong dalam kebaikan dan takwa.
·                     Akan membimbing dan mewujudkan kehidupan bahagia pada tiap individu masyarakat dengan adanya adab dan hukum Islam yang tersebar.

c. Walau satu ayat, ajarkanlah!

Intinya, ajarkanlah ilmu yang dimiliki walau satu ayat. Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

11
بَلِّغُوا عَنِّى وَلَوْ آيَةً
Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat” (HR. Bukhari no. 3461).

















12
BAB III
KESIMPULAN & SARAN

1.1  Kesimpulan
Definisi yang konkrit untuk Al-Qur’an ialah menghadirkannya dalam pikiran atau dalam realita seperti misalnya kita menunjuk sebagai Qur’an kepada yang tertulis didalam mushaf atau terbaca dengan lisan. Untuk itu kita katakan juga: Qur’an adalah apa yang diantara dua jilid buku, atau kita katakan juga: Qur’an ialah bismillahir rahmanir rahim, alhamdulillahi rabbil ‘alamin.. sampai dengan minal jinnati wannas.
Dan sudah dikatan juga diatas bahwa manusia yang paling baik adalah yang mempelajari dan mengajarkan Al-Qur'an. "Orang yang paling baik di antara kalian adalah yang mempelajari Al-Qur'an dan mengajarkannya". (Hadits shahih, riwayat Al-Bukhari, Abu Dawud, Al-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Darimi).
Perintah membaca, mempelajari serta mengamalkan Al-qur’an itu diperintahkan sejak dini supaya setelah dewasa jadi terbiasa untuk terus mengamalkan Al-qur’an.

Ajarkanlah ilmu yang dimiliki walau satu ayat.


3.2 Saran-saran
            Mahasiswa di tuntut untuk lebih dalam memahami tentang makna mempelajari serta mengajarkan apa yang telah kita pelajari mengenai Al-Qur’an kepada orang lain. Sebab Al-Qur’an merupakan sumber hokum serta pedoman hidup kita untuk menjadi manusia yang lebih baik.






13
PENUTUP

Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.

Penulis banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah ini di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca. Amiiin..















14
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Nur Efendi, M.Ag dan Muhammad Faturrohman, M.Pd.I
Studi Al-Qur’an; Memahami Wahyu Allah secara Lebih Integral dan Komprehensif
Penerbit: Teras, 2014

Al-Qattam, Manna’ Khalil
Studi Ilmu-ilmu Qur’an / Manna’ Khalil Al-Qatam; diterjemahkan dari bahasa Arab oleh Mudzakir AS.
Cet.16.-- Bogor : Pustaka Litera Antar Nua,2013

YAQUB, Ali Mustafa, Haji
Nasihat Nabi kepada pembaca dan penghafal Qur’an / H. Ali Mustafa Yaqub.
Cet. 1. -- Jakarta : Gema Insani Press, 1990

Syaikh ‘Abdullah Al Fauzan
Minhatul ‘Allam fii Bulughil Marom / Terbitan Dar Ibnu Jauzi
Cet. 1. -- Tahun 1432 H, 10: 129-130








15

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LINGKUNGAN DAN ATMOSFER PENDIDIKAN ISLAM

Makalah sejarah dan Turunnya Al-Qur'an