Makalah Kontribusi umat Islam pada kelestarian lingkungan hidupnya

BAB I
PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang
            Islam dengan praktik rakhmatan lil’alamin tentang kualitas lingkungan.Dapatkah umat memperbaiki diri, memberikan keteladan dan kepeloporan. Isu lingkungan merupakan wacana penting karena berhubungan langsung dengan prilaku manusia dan kualitas hidupnya, termasuk gaya hidup dan peradabanya.
        Pemeliharaan lingkungan hidup merupakan penentu keseimbangan alam.Dalam konteks pelestarian lingkungan, pemahaman ini sudah kita dengar sejak lama. Bahkan, pelajaran ilmu alam seolah tidak henti-hentinya mengajarkan bahwa semua kompenen ekosistem baik berwujud mahluk hidup maupun kompenen alam lainnya, merupukan sebuah kestuan yang harus berjalan seimbang dan tidak boleh timpang satu dengan yang lain.

1.2 Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
   a. Kontribusi umat Islam pada kelestarian lingkungan hidupnya?
   b. Bagaimana tumbuhan dalam persefektif islam?
   c. Apa saja teori tentang sains-sains kealaman?

1.3. Tujuan Penulisan
                 Dalam makalah ini penulis mengidentifikasi tujuan sebagai berikut:
Program program perlindungan alam yang telah di terapkan oleh Rasulullah dan para Khalifah sesudahnya.
                 Islam mengajarkan kita untuk tidak bertindak secara berlebihan dalam segala hal dan menganjurkan untuk berlaku sederhana, mengambil yang secukupnya. Sehingga putaran hidup makhluk Allah akan berjalan secara wajar, harmonis dan teratur.




                                                            BAB II
                                                            PEMBAHASAN
A.    Menuju Teori Lingkungan Islami
     Krisis lingkungan yang terjadi sekarang saat ini adalah akibat kesalahan manusia menanggapi persoalan ekolginya, begitu menurut ahli sejarah, Lynn White Jr. bahwa akar dari sumber krisis lingkungan manusia hari ini sangat di pengaruhi oleh keyakinan tentang alam kita dan takdir nya.
     Teori yang mendasari pemahaman manusia tentang lingkungannya disebut ekologi.Ekologi atau ilmu timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya, dan “logos” yang bermakna telaah atau studi.Jadi, ekologi adalah pemahaman atau ilmu tentang tempat tinggal makhluk hidup.
     Mnusia adalah makhluk hidup yang diciptakan oleh Allah SWT, untuk tinggal di bumi, beraktivitas dan berinteraksi dengan lingkungannya dengan masa dan relung waktu terbatas.
            Firman Allah:
     “…dan bagimu ada tempat kediaman di bumi,kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan” ( (2) : 36 )
                 Kediaman di muka bumi di berikan Allah SWT untuk manusia sebagai karunia yang harus di syukuri.Maka manusia wajib memeliharanya sebagai suatu amanah.Manusia telah di beritahu oleh Allah bahwa mereka hidup di bumi dengan batas waktu tertentu.Oleh karena itu manusia tidak boleh berbuat kerusakan.
                 Begitu pun dalam mencari nafkah dan rezeki dia atas bumi, Allah telah menggariskan suatu akhlaq dimana perbuatan pemaksaan dan kecurangan terhadap alam sangat dicela.Kenikmatan dunia dan akhirat dapat dikejar secara seimbang tanpa meninggalkan perbuatan baik dan menghindarkan kerusakan di muka bumi. Misalnya gempa bumi atua gunung meletus yang merupakan siklus alam yang memang tidak dapat dihindari oleh manusia, Allah berfirman:
                 “Dan carilah apa yang telah di anugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri di akhirat, dan janganlah kamu melupakna bagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain), sebagaiman Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi, sesungguhnnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan ( (28) : 77)
                 Kerusakan lingkungan pada saat ini bertambah parah.Kelalaian dandominasi manusia terhadap alam dan pengelolaan lingkungan yang tidak beraturan membuat segala unsur harmoni dan sesuatu yang tumbuh alami berubah menjadi kacau dan sering berakhir menjadi bencana.
B.     Al-Istishlah
     Kemaslahatan umum (al-istishlah) atau mementingkan kemaslahatan umat merupakan kemaslahatn umat merupakan salah satu syarat mutlak dalam pertimbangan pemeliharaan lingkungan hidup. Visi yang diberikan islam terhadap lingkungan termasuk usaha memperbaiki (ishlah) terhadap kehidupan manusia. Kepentingan itu bukan saja untuk hari ini namun juga untuk masa yang akan datang. Allah menyediakan alam dan seisinya yang harmonis sejalan dengan keseimbangan ekosistem yang telah terjadi secara ilmiah.Manusia dilarang merusak. Allah berfirman:
     “Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi sesudah Allah memperbaikinya.Dan berdoalah kepadaNya dengan rasa takut dan harapan. Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik”( (7) : 56)
C.    Halal dan Haram
     Konsep kunci islam yang harus di pahami masyarakat muslim adalah peraturan peraturan mengenai halal (yang diperbolehkan) atau legal dan haram yang di larang atau illegal. Kedua istilah ini menjadi suatu pembatas yang sangat kuat istilah ini menjadi suatu pembatas yang sangat kuat untuk mencegah prilaku manusia agar tidak merusak tatanan yang teratur dalam ekosistem dan tata kehidupan masyarakat.
     Syariat membolehkan untuk melakukan sesuatu atas dasr perintah dan melarang sesuatu karena adanya larangan didalam Al-Qura’an dan Sunnah Rasullullah SAW.
Allah berfirman:
     “(yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul,Nabi ummi yang (namanya) mereka dapat tertulis didalam Taurat dan Injil yang ada disisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’aruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan menngharamkan bagi mereka. Maka orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an), mereka itulah orang-orang yang beruntung”( (7) : 157 )
     Kerangka halal dan haram ini merupakan bentuk aplikasi syariat yang harus juga di tegakkan dalam pelaksanaanya sebagaimana hukum positif membutuhkan penegakan hukum (law enforcement)
     Namun dalam masyarakat islam, sosialisasi hendaknya dipahami dan kuasai oleh segala lapisan masyarakat, sebab sosialisasi merupakan salah satu bagian dari ibadah dan sebagai dasar ilmu dalam bermasyarakat.
D.    Menghidupkan Tanah Ynag Mati
     Menghidupkan tanah yang mati merupakan suatu khasanah hukum Islam yang juga di jumpai dalam syariat.Usaha mengelola lahan yang masih belum bermanfaat menjadi berguna bagi manusia.Oleh karena itu menghidupkan tanah yang produktif merupakan petunjuk syariat secara mutlak.
     Oleh karena itu syariat memberikan peluang kepada setiap muslim mengelola tanah dengan sebaik-baiknya. Pengelolaan tanah yang baik ini terkait erat dengan persoalan hajat hidup manusia dalam memanfaatkan sumber daya yang ada untuk kesejahteraanya  sendiri.
            Nabi bersabda:
     “Bagi yang memakmurkan sebidang tanah yang bukan menjadi milik seseorang’ maka dialah yang berhak terhadap tanh tersebut”.
     Hadist ini  menjadi dalil akan pemilikan tanah oleh seorang muslim yang diwajibkan mengelola tanah itu agar bermanfaat bagi hidupnya serta produktif. Rasulullah SAW selaku kepala negara (imam) menetapkan hal itu sebagai contoh agar umat berimat memanfaatkan lahan yang terlantar menjadi berguna. Ketentuan penggarapan tanah menurut jumhur ulama tidak berlaku bagi tanah yang telah dimiliki orang lain atau kawasan-kawasan yang apabila digarap akan mengganggu kemaslahatn umum misalnmya lembah atau lereng yang mengakibtakan tanh longsor atau daerah aliran sungai yang dapat mengakibatkan berubahnya aliran air.[1]

                                                                

E.     Sains-sains Kealaman
     Pencarian pengetahuan didunia islam secara historis dibentuk oleh sejumlah interaksi dan kadang-kadang pertentangan dari faktor-faktor, ajaran agama, kebutuhan praktis, dan pengaruh yang amat kuat dari budaya-budaya yang mereka warisi dan terima. Dalam hal tertentu, pembendaharaan Romawi dan Yunani Klasik, yang disaring melalui pemikiran dan praktik Helenis, mendominasi sebagaian besar warisan yang diambil dan diterima oleh sebagian besar ilmuwan-filosof Islam Abad pertengahan.
     Pada suatu sisi, seperti sudah dinyatakan, pandangan yang akrab dengan dunia Barat  tentang mencari pengetahuan itu sendiri dianggap bukanbagian dari jiwa islam, bahkan tidak diperbolehkan, oleh hamper seluruh pemimpin religious ortodoks islam dan oleh banyak penganutnya. Pencarian pengetahuan hanya dibenarkan, atau sekurang-kurangnya, sebagai langkah menuju pencapian keadilan dan kehidupan suci yang diajarkan oleh Nabi.
     Sementara itu, suatu ajaran fundarmental diterapka sejak dari awal, baik dari kerangka Helenistik maupun islam: Kewajiban setiap orang adalah untuk menyatukan kepingan-kepingan teka-teki alam semesta,pemikiran bahwa ada tempat bagi semuanya dan bahwa semuanya saling berhubungan. Jadi, perhatian harus ditujukan terhadap bumi seperti terhadap manusia, yang kesejahteraan fisiknya tergantung dari apa yang dapat mereka peroleh dari tanh dan dari air.
     Begitu domain mereka berkembang ke timur dan barat, para naturalis Muslim berminatsekali meneliti bebatuan dan tanah serta flora dan fauna ke setiap wilayah dari wilayah Spanyol sampai India Barat. Laporan dan analisis yang detail sangat berlimpah: tentang kuda, tentang unta, tentang penciptaan manusia. Zoologi dan botani pun tak luput dari perhatian, analisis dan klasifikasi menyeluruh.
     Sebagian besar penelitian botani yang dilakukan oleh kaum Muslimin memberi manfaat langsung terhdap farmokologi dan farmbasi yang berkembang diseluruh dunia islam dalam skala yang tak terduga. Karya Zakaria ibn Muhammad ibn Mahmud Abu Yahya al-Qazwini pada abad ke 13 berjudul Aja’ib al-Makhluqat (Keajaiban Ciptaan), mengunkapkan kosmologi, botani, dan zoology yang kurang lebih realistik serta hal-halpenuh imajinasi, seperti pohon-pohon yang mengeluarkan burung-burung bukannya daun-daun.
     Gudang pengetahuan kaum muslimin yang berkaitan dengan flora dan fauna di daerah-daerah yang mereka control, serta pengalaman dalam menanam berbagai tanaman, memungkinkan pertanian bertahan, terutama di area-area Barat seperti Spanyol yang sama terbelakangnya dalam banyak hal dengan bagian Eropa lainnya.
     Kegiatan yang tersebar luas di daerah-daerah muslim sejak awal islam. Di dorong oleh konsep fundamental bahwa untuk memahami Tuhan perlu belajar tentang segala benda-benda hidup dan tak hidup, hewan, tumbuhan, dan mineral, dan juga oleh kebutuhan sehari-hari untuk maju, sering dalam lingkungan yang jauh dari menyelesaikan dalam beberapa abad sebuah penelitian yang bersifat ensiklopedi terhadap alam.
F.     Botani
     Para ilmuwan muslim ternyata punya andil besar dalam perkembangan ilmu biologi atau ilmu hayat sejak abad pertengahan, terytama dalam bidang botani hingga mencapai taraf yang mencengangkan. Para ahli tumbuh-tumbuhan muslim dari Anadlusia adalah orang-orang muslim pertama yang menyumbangkan kontribusi paling besar dalam perkembangan ilmu botani dunia. Pada abad pertengahan, mereka telah melakukan pengamatan secara teliti dan menemukan perbedaan jenis kelamin pada tanaman-tanaman seperti palem-paleman dan rami.Demi mengumpulkan specimen tanaman-tanaman herbal yang langka, para ilmuwan awal tersebut telah menjelajahi kawasan pesisir pantai, dataran tinggi, dan penggunaan, serta ke tanah-tanah jauh yang belum pernah di petakan.
     Mungkin Carolus Linnacus, mereka telah mengelompokan tanaman-tanaman yang tumbuh dari biji, tumbuh dari ptongan batang tanaman, dan tanaman yang tumbuh dengan rumpun-rumpunnya seperti alang-alang liar. Bila di bandingkan dengan pencapaian yang telah dilakukan oleh bangsa Yunani Kuno. Sebagai buktinya tanaman-tanaman botani pernah bertebaran di kota-kota besar islam seperti Cordoba, Granada, Baghdad, Fez, dan Kairo.
     Salah seorang tokoh botani muslim yang paling termahsyur adalah al-Ghafiqi Cordoba, Beliau mengumpulkan sekaligus memberikan penjelasan mengenai berbagai jenis tanaman dari daratan Spanyol dan Afrika. George Sarton mengatakan bahwa al-Ghafiqi merupakan ilmuwan paling hebat pada masanya. “penjelasannyamengenai tanam-tanaman merupakan risalah paling saksama di dunia Islam. Beliu memberikan nama-nama dari masing-masing tumbuhan tersebut dalam Bahasa Arab, Latin, dan Berber.”Selain itu, terdapat pula Abu Zakariya Yahya bin Muhammad bin al-Awwan yang berkarya di Sevilla pada sekitar penghujung abad 12.Beliau mewariskan salah satu risalah paling penting tentang pertanian pada abad pertengahan dalam kitabnya yang berjudul Kitab Al-filabab.
     Al-Qur’an menyebutkan secara terinci kegaiban Tuhan dalam dunia tumbuh-tumbuhan dan bagaimana ia tumbuh dengan air.tanah yang gersang dan mati menjadi hidup kembali di penuhi tumbuh-tumbuhan apabila mendapat air hujan. Allah berfirman:
     “Dan sebagian dari tanda-tanda (kekuasaanya)bahwa kamu melihat bumi itu kering tandus, maka apabila kami turunkan air diatasnya, niscaya bergerak dan subur. Seseungguhnya Tuhan yang menghidupkannya tentu dapat menhidupkan yang mati sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu” (41 : 39 )
     Dunia tumbuh-tumbuhan siptaan Tuhan tidak hanya penuh dengan buah-buahan dan hasil panennya akan tetapi juga untuk menjaga keseimbangan dan pola yang tetap. Terdapat berbegai ragam warna buah-buahan dan bunga-bungaan tetapi itu semua dibawah perlindungan yang sangat ketat. Allah berfirman:
     “Dan kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran” ( 15 : 19 )
     “Sesungguhnya kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran” ( 54 : 49 )
     Al-Qur’an menarik perhatian manusia kepada proses reproduksi tumbuh-tumbuhan. Namun hanya menjelaskan proses reproduksi nya saja tanpa menyebutkan cara-cara lain. Karena proses yang pertama adalah merupakan preoses bilogis bertujuan untuk menampilkan sesuatu yang baru, sedangakn cara yang kedua adalah bukan reproduksi yang sesungguhnya. Allah berfirman:
     “… maka kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis jenis dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam” ( 20 : 53 )
Proses reproduksi itu mencapai puncaknya dengan pembuahan pada benih. Al
-Qur’an menunjukan akan keajaiban Tuhan dalam dunia tumbuh-tumbuhan.
     Allah berfirman:
“Sesunguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan…”(6 : 95 )
     Sebenarnya, perumpamaan yang serba indah dan menarik yang terdapat dalam dunia tumbuhan-tumbuhan itu dapat membantu menambah keimanan manusia kepada Tuhan, serta kekuasannya untuk menciptakan.Dan Al-Qur’an menyebutkan fakta-fakta yang amat mengagumkan dan mengesankan tentang kehidupan itu untuk mengembalikan manusia kepada keAgungan dan kebesaran Allah Yang Maha Kuasa.
G.    Ilmu Biologi
     Ilmu pengetahuan biologi berhubungan dengan makhluk hidup, status makhluk hidup itu bertingkat-tingkat, mulai dari kehidupan yang paling rendah sampai bentuk kehidupan paling tinggi yaitu manusia diatas bumi.
     Dalam ilmu pengetahuan islam, sejarah kejadian alam telah dipelajari dan di pandang dalam satu kesatuan dalam berhubungan antara satu benda dengan yang lainnya, sebagai dunia ciptaan Allah.
     Karena pengaruh studi Al-Qur’an, ilmuwan muslim dan semua pengetahuan mereka tetap dalam ketuhanan. Al-Qur’an memberikan kepada mereka dorongan untuk bersifat ideal, ynag telah memberiakn pengaruh terhadap kepercayaan.
     Asal usul kehidupan menurut Al-Qur’an semua kehidupan di bumi di mulai dari air. Allah berfiman:
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasannya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu kemudian kami pisahkan antara keduanya.Dan daripada air kami jadikan segala sesuatu yang hidup.Maka mengapakah mereka tidak juga beriman?”( 21 : 30 )
     Ayat ini menjelaskan pandangan islam tantang asal usul kehidupan di bumi, tidak ada sedikitpun keraguan bahwa kehidupan diatas bumi dicptakan dari air atas perintah Allah. Kemudian secara berangsur dan dalam proses waktu, berkembang menjadi bentuk dan macam-macam tumbuhan dan kehidupan diatas bumi ini denagn hukum Allah. Pengalaman kita sehari-hari tentang turunnya hujan yang mengandung keajaiban yang memberikan kehidupan untuk bumi yang kering dan tandus. Allah berfirman:
yang telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-jalan, dan menurunkan dari langit air hujan. Maka kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam” ( 20 : 53 ).[2]

H.    Tumbuhan Dalam Perspektif Islam
     Tumbuhan merupakan salah satu makhluk hidup ciptaan Allah yang banyak sekali dimanfaatkan oleh yang makhluk hidup yang lainnya.Tumbuhan mengalami proses yang sangat rumit. Mulai dari berkecambah dengan melakukan penyerapan air dalam tanah tumbuhan pun memulai perkembangannya.Biji yang tadinya menjadi kecambah mulai berkembang, selanjutnya tumbuhan mulai mengeluarkan akar dan menembus kedalam tanah untuk mencari makan.
     Semua proses tumbuhan sebenarnya telah terangkum dalam kata didalam Al-Qur’an, seperti dalam kalimat ihtazzat yang berarti “bergerak”, kata-kata yang telah disebutkan dalam Al-Qur’an ini sangatlah sesuai dengan apa yang telah disebutkan dalam Al-Qur’an sangatlah sesuai dengan apa yang telah dikemukakan dalam penelitian ilmu pengetahuan modern.
     Disetiap tempat kita dapat menemui berbagai jenis tumbuhan.Entah itu di perkotaan atau di pedesaan dimana pun itu.Sebagian tumbuh-tumbuhan dapat hidup dimanapun tempatnya.Akan tetapi ada beberapa jenis tumbuhan hanya di tempat tertentu saja.Ada tumbuhan di daerah tropis dan ada pula tumbuhan yang hidup di daerah subtropis.
     Tumbuhan memiliki banyak spesies serta jenis yang beragam. Dan sama pula dengan makhluk hidup lainnya. Diseluruh dunia ini banyak sekali jenis tumbuh-tumbuhan, mulai dari yang terkecil sampai yang terbesar.Diperlukan pengamatan terhadap jenis tumbuh-tumbuhan dan binatang yang memiliki kekuatan memenuhi kebutuhan-kebutuhan, untuk memelihara wujud hidupnya dengan mempergunakan alat-alat.
     Tumbuhan dibumi ini diciptakan oleh Allah berpasangan, ada yang jantan dan ada pula yang betina.Buah-buahan hasil dari tumbuhan yang kita makan sebenarnya merupakan hasil dari reproduksiantara bunga jantan dan bunga betina.Yang dalam ilmu biologi sering disebut putik dan serbuk sari. Selesainya reproduksi terjadi dengan proses tumbuhnya biji, setelah terbukanya tutup luar.
     Suatu ayat memberi isyarat kepada pembenihan ini dalam Al-Qur’an surat Al-An’aam ayat 95 yang artinya:
     “Sesungguhnya Allah membelah bukit tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan”
     Proses kehidupan tumbuhan mulai dari pertumbuhan awal sampai menghasilkan buah tersusun dari berbagai sel. Mulai dari sel untuk menyimpan makanan yang telah diserap.
     Semua sel tumbuhan di lindungi oleh sel-sel selulosa, selulosa yang masih muda maka dindingnya tipis, semakin tua selulosa semakin tebal pula dinding sel-nya. Itulah penyebab dari tumbuhan muda lebih lunak sedangkan yang sudah tua akan lebih keras juga tumbuhannya.
     Banyak tumbuh-tumbuhan yang disebutkan oleh Allah dalam Al-Qur’an dan cukup banyak khasiat tentang tumbuhan itu seperti: kurma, buah tin, buah zaitun dan masih banyak yang lainnya.
     Rahasia warna daun hijau dan zat klorofil, Allah berfirman dalam surrat Yassin ayat 80 yang artinya:
     “Yaitu Tuhan yang menjadikan untukku api dari kayu yang hijau, maka tiba-tiba kamu nyalakan api dari kayu itu”
     Dalam setiap sel tumbuhan hijau terdapat klorofil untuk menyerap energi sinar matahari, dan digunakan sebagai makanan, yang menakjubkan bahwa tumbuhan hijau akan menyimpan energy selama jutaan tahun dan dalam bentuk fosil.Bertambahnya umur pada tanaman mengakibatkan penyerapan sinar matahari matahari lebih banyak dan disimpan didalam batangnya dengan bentuk energi.
     Tanpa disadari secara ilmiah bahwa warna tumbuhan hijau adalah sebuah mukjizat yang allah berikan kepada ala mini. Jika diteliti secra ilmiah tumbuhan memiliki pigmen hijau atau sering disebut klorofil.Klorofil terletak dibawah permukaan bagian atas daun, lapisan-lapisan tersebut disebut sel pagar.Didalam sel tersebut kotak berwarna hitam sangat kecil disebut klorofas, klorofas berisi klorofil yang berguna untuk menyimpan energi sinar matahari.
     Tumbuhan mengambil gas karbondioksida dari udara dan mengambil air mineral dari tanah, tumbuhan mengelolanya menjadi oksigen dan karbohidrat, dan semua itu dilakukan dengan banuan sinar matahari, proses membuat makanan sering disebut fotosintesis dan kemudian disebar luaskan keseluruh pembuluh tapis (floem).[3]



I.       Konservasi Alam Dalam Islam
     Sementara itu manusia harus menjaga segala sesuatu yang telah diberikan oleh Allah SWT. Dan itu harus mempunyai program bahwa umat islam sangat peduli dengan kelestarian lingkungan hidup. Pemerintah Indonesia pun mengadakan fasilitas untuk melindungi lingkungan hidup yang ada di Indonesia seperti :
     Hutan Lindung dan Cagar Alam merupakan bentuk kepudulian terhadap lingkungan hidup ini untuk melindungi, melestarikan lingkungan, dan menanggulangi bencana lingkungan.Bentang alam yang berbukit-bukit dan lembah yang mencekung berfungsi untuk menjadi tangka air dan menampung air hujan dan sangat berguna untuk petani untuk mengairi sawahnya.Kanekaragamaan jenis tanah membantu menyuburkan tanah pertanian melalui unsur hara yang datang secara gratis dan sebagai air yang menjadi pupuk alaminya.Selain manfaat sebagai pengatur iklim dan ekosistem yang ada. Keanekaragaman yang harus dilestarikan sebagai cadangan kehidupan dan juga kekayaan yang tak ternilai bagi kehidupan masa kini dan masa yang akan mendatang. Perioritas ini tidak begitu tinggi untuk di beri status cagar.Namun kawasan ini tetap dianggap penting karena memberikan layanan pelestarian kesetabilan lingkungan.
     Suaka Margasatwa berfungsi langsung melestarikan dan melindungi berbagai jenis hewan sebagai kekayaan dan demi cadangan umat manusia pada masa mendatang. Karena ini merupakan jaminan ekosistem bagi masa yang akan mendatang. Dan mengatasi kepunahan hewan-hewan, pemburuan liar. Kawasan ini umumnya berukuran sedang atau luas dengan habitat yang relatif  utuh serta memiliki kepentingan pelestarian mulai dari yang tinggi dan yang bawah.Beberapa kawasan yang tadinya Suaka Margasatwa sekarang diubah menjadi Taman Nasional.Beberapa daerah dan kawasan membuat lahan tersebut tidak bermanfaat dan sia-sia.
     Taman Nasional menjadi proyek pemerintah dalam melestarikan hewan dan tumbuhan, Hutan Lindung, Cagar Alam serta Suaka Margasatwa akan bernilai lebih ketika di coba sebagai Taman Nasional. Selain merupakan suatu bentuk keperdulian lingkungan tentunya pendapatan akan digunkan sebagai  saran finansial.[4]
                                                            BAB III
                                                         PENUTUP

A. Kesimpulan
      Al-Qur’an telah menjelaskan berbagai macam permasalahan pertanian dan tumbuhan, hal ini menunjukan kemukjizatannya yang sangat tinggi, pengetahuan sekarang seharusnya belajar atau merujuk lebih tajam dalam Al-Qur’an, misalnya rahasia warna hijau pada daun, ayat Al-Qur’an telah menerangkan terlebih dahulu sebelum ada nya para peneliti biotani dan pemilihan tempat bercocok tanam.
      Faktor-faktor yang mempengaruhi pertanian juga telah dibahs dalam Al-Qur’an dijadiakn pedoman yang pertama dalam ilmu pertanian.Keilmuan saat ini harus menyambungngkan dengan ayat-ayat Al-Qur’an. Proses penyerbukan mencerminkan bahwa tumbuhan dilahirkan berpasang-pasang seperti halnya hewan dan manusia.
B.  Saran
      Dengan adanya makalah ini, kiranya dapat menambah pengetahuan kita tentang tumbuhan, bukan hanya tentang bercocok tanam, akan tetapi bagaimana untuk melestarikan dan menjaga lingkungan disekitar kita. Selanjutnya dengan pengetahuan yang kita miliki, hendaknya kita bisa berbagi pengetahuan.
C. Daftar Pustaka
      - Mangunjaya, Fachruddi M. 2005. Konservasi Alam Dalam Islam.Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
      - Rahman, Afzahur. 2000. Al-Qur’an Sumber Ilmu Pengrtahuan.Jakarta: PT Rineka Cipta.
      - Andri, Zulfahmi. 2004. Sains Islam. Bandung: Yayasan Nuansa Cendekia.






[1] Mangunjaya, Fachruddin M. 2005. Konservasi Alam Dalam Islam. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Halaman 27-35
[2]  Rahman,  Afzahur. 2000. Al-Qur’an Sumber Ilmu Pengetahuan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Halaman: 67-77
[3] Andri, Zulfahmi. 2004. Sains Islam.Bandung : Yayasan Nuansa Cendekia.
[4] Mangunjaya, Fachruddin M. 2005. Konservasi Alam Dalam Islam.Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Halaman:63-65



Komentar

Postingan populer dari blog ini

LINGKUNGAN DAN ATMOSFER PENDIDIKAN ISLAM

Keutamaan Mempelajari Al-Qur’an dan Mengajarkannya

Makalah sejarah dan Turunnya Al-Qur'an